Nunu
Dia melintas dipikiran ku. Aku ingat betul siapa dia? Dia memboncengku dengan sepeda motornya yang tak asing buatku. Pikirku membayangkan ayahku dan aku sedang berdua naik motor layaknya dia dan aku. Dia Nunu Nugraha, teman SMP ku. Badannya tinggi sedang dan kurus kecil. Senyumnya manis dan pipi kempotnya. Itu saja sepertinya karena aku tak begitu dekat dengan nya. Namun aku pernah melihatnya dari kejauhan bagaimana perawakannya bahkan aku pernah sekelas dengannya. Pernah waktu itu dia seolah mempermainkan ku. Dia menyuruhku untuk membukakan kunci motornya tapi jelas aku tak bisa. " Bisa gak" kata dia kepadaku sambil memberikan kunci motor miliknya. " Bukain?" Ketusku. " Iya" katanya. " Gak bisa" " masa buka kunci motor aja gak bisa, aneh kamu". " Hihi" " Emang gak bisa aku". Aku lantas mengembalikan kunci motor kepadanya " nih, kuncinya". " Yaudah kalau gak bisa" sama ketusnya. Nih, orang rada nyebelin juga ngaco gak jelas. Kenapa coba dia minta aku nyalain motornya. Dia kan bisa sendiri. Hah, aku tak tahu maksudnya apa tapi dari sana aku tersenyum kecil sempat menerawang apa yah kira-kira maksudnya. Aku tak tahu? Andai dia bisa bercerita dan menjawab pertanyaan ku. Tenang, aku tak punya perasaan apapun. Dalam hati aku juga bertanya kenapa aku bisa tak punya perasaan jatuh hati atau semacamnya sepertinya tak ada karena suka pun tak ada. Aneh rasanya. Tapi itulah cinta. Aku belajar bahwa cinta memang jatuh dengan sendirinya tanpa diminta dia jatuh dengan sendirinya. Sambung lagi, ke kisah dia boncengin aku di motor Supra miliknya. Entah kenapa? Bisa terbesit dipikiran ku bahwa aku dan dia punya hubungan yang lebih dari sekedar teman. Di perjalanan pulang.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar