Abstrak
Paragraf 1
Aku belajar banyak hal dari orang banyak. Bahwa setiap orang juga menjalani hidup dengan tidak mudah. Banyak halang rintangan yang harus mereka hadapi. Kadang aku merasa minder melihat mereka bisa kuat melewati hal yang sama tapi tidak dengan ku.
Jujur aku merasa beruntung bisa melihat mereka. Karena terkadang mereka yang membuatku bangun dari lengah yang nyaris membuat jatuh. Keberadaan mereka berharga untukku. Mereka bukan saingan tapi teman. Aku tak mau beranggapan bahwa orang lain adalah musuh. Musuh utama bagiku adalah kelemahan ku sendiri. Tapi semua manusia punya kelemahan. Siapapun itu. Gak bakal ada manusia yang benar-benar sempurna. Tak bisa sempurna tak mengapa. Aku masih bisa jadi yang terbaik minimal untuk diriku sendiri.
Menjadi diri sendiri tak semudah membalikan telapak tangan. Aku sendiri selalu ingin menjadi orang lain. Karena aku tak sempurna.
Paragraf 2
Rasanya gak dipercaya sama orang tua itu bikin ambruk. Semuanya kaya hilang aja. Terutama semangat kaya udah gak ada lagi. Pengennya jadi diem aja ngelakuin hal yang seenaknya, semau gue. Karena anggapan mereka buruk ke aku. Aku dipandang nakal. Risih liat perlakuan mereka. Padahal aku anak mereka. Apa gak bisa gak diomelin terus. Kan bisa kita bicara menggunakan bahasa yang enak didengar. Meskipun kalian bukan lulusan sarjana tapi budi pekerti tidak harus di dapat dari sana. Jadi, harusnya udah ada.
Kenapa kalau di tuduh ngelakuin sesuatu yang gak kita lakuin itu sakit?
Hidup sendiri nyatanya jauh lebih menyenangkan karena gak ada yang ganggu.
Aku cuman butuh, bukan jatuh cinta.
Komentar
Posting Komentar