Riview Herborist Lulur Tradisional Bengkoang (Yambean)


Akhir-akhir ini tubuhku sering gatal-gatal. Bahkan setelah mandi saat ku gosok-gosok tanganku muncul butiran-butiran seperti kertas yang terkena air. Walaupun aku tahu bukan itu, melainkan daki-daki.

Tubuhku memang kotor mungkin karena hal itu aku sering gatal-gatal? Tiba-tiba terpikir olehku untuk melakukan luluran. Karena menurutku sabun saja tak cukup untuk membuat daki-daki ini hilang.

Benar saja, saat aku mencari tentang lulur di internet ternyata lulur dan mandi dengan sabun berbeda. Lulur mampu membersihkan lebih dari sabun mandi. Manfaat luluran diantaranya, merontokkan daki, mengangkat sel-sel kulit mati, mencerahkan, menyehatkan kulit, dll. Seorang dokter bahkan menyarankan untuk melakukan luluran. Namun tidak untuk setiap hari. Cukup lakukan 1-2 kali seminggu. Karena butiran-butiran dari luluran bisa membuat kulit menjadi sensitif.

Apakah luluran semenarik itu untuk dicoba? Iya, menurutku.

_ _ _

Paket sampai, berisikan luluran. Sebelum aku pakai, aku simpan terlebih dahulu di dalam lemari es.

Pukul 04.00, waktunya untuk mandi. Hah, rutinitas yang membosankan tapi tak bisa dilewatkan karena kita manusia. Hari ini untuk pertama kalinya aku mencoba luluran. Sempat mencari di internet tentang luluran yang baik dan benar. Setidaknya aku sudah tak bingung lagi.

Aku memulai luluran dari bawah lalu ke atas. Yang aku tahu pertama kali yang harus aku lakukan adalah mengambil lulur dan mengoleskannya ke tubuh dalam keadaan kering. Lalu gosok-gosok dengan sedang dan memutar. Diamkan selama 10-30 menit. Terakhir, bilas hingga bersih. Opsional habis luluran mau mandi atau enggak.

Riview Lulur Herborist Bengkoang

Ada banyak brand yang berkeliaran di pasar. Namun pada akhirnya saya memilih si lulur Herborist Bengkoang ini. Mungkin karena embel-embel lulur tradisional dan bahan-bahan alami “ tanpa bahan kimia”.

First impresion penggunaan lulur Herborist Bengkoang ini. I love it, because dia seperti yang aku harapkan. Ha-ha-ha, gimana maksudnya?

Jadi gini, saat pertama kali luluran dibuka akan tercium harum yang enak, soft dan seger bengkoang gitu. Warna lulurnya putih ke kuningan kaya kerm-krem gitu deh. Terus ada scrubnya sebesar gula pasir.

Don’t kaget kalau pas luluran habis lulurnya digosok memutar muncul semacam daki gitu. Tapi menurut aku itu emang daki sih atau kotoran kulit yang bercampur sama lulurnya. Nanti kamu juga bakal tahu saat kamu try it. Makanya warnanya mirip lulur saat pertama kali di pakai.

Oh, iya. Saran aku kalau mau luluran pakai si Herborist Bengkoang ini jangan terlalu kenceng soalnya kulitku merah-merah after luluran. Tapi bukan lulurnya yang salah melainkan aku. Sepertinya aku menggosok dengan terlalu kencang saking semangatnya.

Perjuangan pasti terbayar. Gimana enggak? Sehabis luluran badan tuh kerasa bersih banget. Kaya terlahir kembali. Kulit juga keliatannya agak cerahan dikit, bukan berarti putih. tanda deh kalau kulit aku udah bersih. Yakin nih? Iya, lah. Karena pas aku cek lagi bagian tertentu yang biasanya berwarna abu-abu tua atau putih dan kalau digosok muncul daki. Sekarang warna dan daki itu hilang. Satu yang gak hilang, harumnya and longlasting.

Kelebihan :

Harganya ramah dikantong apalagi kalau beli di toko online.

Membersihkan dan mengangkat daki atau kotoran dengan baik.

Harumnya soft, seger, dan enak khas bengkoang. Longlasting pula.

Memberikan efek halus, lembut, dan lembab di kulit.

Kekurangan :

Gak membuat kulit jadi putih, hanya kulit terlihat lebih cerah. Mungkin karena baru satu kali pemakaian, gak sering gitu. Gak tahu deh :_)

Segitu aja sih artikel aku kali ini. Buat yang mau nambahin tulis aja di kolom komentar, Yach. See you.


Komentar

Postingan Populer