Tentang senja yang kehilangan jingganya
Saya tak akan membahas senja maupun jingga? Begitupula dengan cinta? Lantas apa?
Tadi pukul 15:37 otak saya menemukan sebuah gagasan yang bagi saya punya value buat dilupakan.
Saat saya masih kecil, saya mungkin bisa bodo amat sama penampilan dan kepribadian, makanya waktu itu saya adalah saya, I am myself.
Tapi bagaimana dengan saat ini, saat saya sudah beranjak remaja? Saya, mulai peduli itu semua. Penampilan, kepribadian, dan segala sesuatu yang melekat pada diri saya. Bahkan saya sempat merasa "insecure" atau " tidak percaya diri". Padahal sebelumnya itu jarang terjadi bahkan tidak pernah.
Saya benar-benar tidak nyaman dengan ketidakpercayadirian. Dia, membuat saya mati rasa. Tapi, saya kini paham kalau rasa tidak percaya diri itu datang karena saya terlalu peduli pada pandangan dan perkataan orang.
Perkataan dan pandangan mereka membuat saya ingin berubah menjadi terlihat sama dengan mereka, so that I am no longer myself. Padahal menjadi diri sendiri jauh lebih menyenangkan dan nyaman ketimbang jadi orang lain.
Satu hal yang sering saya tanamkan dalam diri saya. Dan hal ini yang bakal jadi pengingat ketika saya sedang tidak percaya diri. Jangan terlalu peduli pada perkataan dan pandangan orang. Karena mencintai, menyayangi, dan menghargai diri sendiri jauh lebih penting dari pada itu.
Namun, jika rasa tidak percaya diri itu berasal dari dalam diri saya sendiri. " What you think may not necessarily be what other people think." Dan mencintai diri sendiri.
Salah satu cara untuk belajar mencintai diri sendiri adalah berteman. Berbicara dengan orang lain membuat kita mengenal berbagai macam karakteristik orang.
Saya menemukan bahwa orang yang fisiknya tidak sempurna, mereka terlihat cantik dengan kekurangan mereka. Karena mereka percaya diri dan menerima diri sendiri.
Dan itu yang saya coba lakukan kepada diri saya sendiri.
Komentar
Posting Komentar