jij niet

Entah saya harus mulai dari mana, saya juga bingung.

Masih tentang pria yang waktu itu memberi kode dengan tangannya. Saya sempat mengira itu kamu, Edwin. Tapi sepertinya bukan. Memang dia sekilas mirip denganmu. Dari kacamatanya, perawakannya. Saya baru yakni saat ingat kalau sepeda motor yang dia gunakan bukan seperti punyamu.

Lagi pula untuk apa kamu memberi saya kode segala? Kalau kita sudah saling kenal dan bisa bicara lewat telepon.

_

Di sebuah Jalan, ada seseorang berkacamata, masker, dan memakai helm putih. Perhatian saya tertuju pada satu, dia. Saya bisa melihat kalau dia tersenyum, walau dalam keadaan tertutup sekalipun.

Saat dia melintas tepat di depan mata. 

Waktu terasa begitu cepat, saya tak sempat melihat sepeda motor yang dia naiki maupun plat nomornya.

Saya merasa bahwa ini bukan yang pertama kalinya saya bertemu dia. Melainkan sudah beberapa kali. Tapi siapa dia? Kalau bukan kamu.

Komentar

Postingan Populer